Kamis, 09 Juni 2016

MAKALAH GANGGUAN KARENA KELEBIHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1.      Pengertian
     Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama. Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolemia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga menyebabkan edema. Edema adalah penumpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat terlokalisir atau generalisata.

2.      Etiologi
Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat :
a. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV)
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain:
1.      Asupan natrium yang berlebihan
  1. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan gangguan mekanisme regulasi cairan
  2. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal kongestif), gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing.
4.      Kelebihan steroid.

3.      Patofisiologi
Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh penungkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/ adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan cairan. ( Price and Wilson, 1995 ).
4.   Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipervolemia antara lain :
a.       Sesak nafas
b.      Ortopnea.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipervolemia adalah berupa pelepasan peptida natriuretik atrium (PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis elektrolit, keseimbangan asam basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia. Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler.

5.  Komplikasi
  1. Gagal ginjal (akut atau kronik)
  2. Berhubungan dengan peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung
  3. Infark miokard
  4. Gagal jantung kongestif dan Gagal jantung kiri
  5. Penyakit katup
  6. Takikardi/aritmia
    Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium
  7. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker
  8. Berhubungan dengan kerusakan arus balik vena
  9. Varikose vena
  10. Penyakit vaskuler perifer
  11. Flebitis kronis.

6.  Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang bermanfaat dalam diagnosa kelebihan volume cairan termaksud BUN dan tingkat hematokrit. Dengan adanya kelebihan volume cairan, kedua nilai ini mungkin menurun karena dilusi plasma. penurunan semu BUN < 10 mg/ 100 ml.
 7.      Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan kelebihan volume cairan diarahkan pada faktor-faktor penyebab. Pengobatan edema termaksud cara-cara untuk memobilisasi cairan. Pengobatan gejala mencakup pemberian diuretic dan membatasi cairan dan natrium. Diuretik diresepkan jika pembatasan diet natirum saja tidak cukup untuk mengurang edema dengan mencegah rearbsorpsi natrium dan air oleh ginjal.
 Faktor-faktor yang berpengaruh pada kelebihan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
  • Stress :
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
  • Diet :
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
  • Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
  • IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.



DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2003. Medical Surgical Nursing (Perawatan Medikal Bedah) Jilid 1, alih bahasa: Monica Ester. Jakarta : EGC.
Carpenito, L. J.1999. Hand Book of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan), alih bahasa: Monica Ester. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for Planning and Documenting Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta: EGC.
Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit), alih bahasa: Dr. Peter Anugrah. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar