1. Pengertian
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila
natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama. Dengan
terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolemia) maka
cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga menyebabkan
edema. Edema adalah penumpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat
terlokalisir atau generalisata.
2. Etiologi
Hipervolemia
ini dapat terjadi jika terdapat :
a. Stimulus kronis pada ginjal untuk
menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan
penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV)
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
c. Kelebihan pemberian cairan intra vena (IV)
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
Penyebab spesifik kelebihan cairan,
antara lain:
1.
Asupan
natrium yang berlebihan
- Pemberian infus berisi natrium
terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan gangguan mekanisme
regulasi cairan
- Penyakit yang mengubah
mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal kongestif),
gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing.
4.
Kelebihan
steroid.
3. Patofisiologi
Kelebihan cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh
penungkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat
overload cairan/ adanya gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi
keseimbangan cairan. ( Price and Wilson, 1995 ).
4. Manifestasi Klinik
Tanda dan
gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipervolemia antara
lain :
a.
Sesak
nafas
b.
Ortopnea.
Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipervolemia adalah
berupa pelepasan peptida natriuretik atrium (PNA), menimbulkan peningkatan
filtrasi dan ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan
aldosteron dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisis elektrolit, keseimbangan
asam basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia. Hipervolemia dapat
menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner, khususnya pada pasien dengan
disfungsi kardiovaskuler.
5.
Komplikasi
- Gagal ginjal (akut atau kronik)
- Berhubungan dengan peningkatan
preload, penurunan kontraktilitas, dan penurunan curah jantung
- Infark miokard
- Gagal jantung kongestif dan
Gagal jantung kiri
- Penyakit katup
- Takikardi/aritmia
Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotik koloid plasma rendah, etensi natrium - Penyakit
hepar : Sirosis, Asites, Kanker
- Berhubungan
dengan kerusakan arus balik vena
- Varikose vena
- Penyakit vaskuler perifer
- Flebitis kronis.
6. Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang bermanfaat
dalam diagnosa kelebihan volume cairan termaksud BUN dan tingkat hematokrit.
Dengan adanya kelebihan volume cairan, kedua nilai ini mungkin menurun karena
dilusi plasma. penurunan semu BUN < 10 mg/ 100 ml.
7. Penatalaksanaan
Medis
Penatalaksanaan kelebihan volume cairan diarahkan pada
faktor-faktor penyebab. Pengobatan edema termaksud cara-cara untuk memobilisasi
cairan. Pengobatan gejala mencakup pemberian diuretic dan membatasi cairan dan
natrium. Diuretik diresepkan
jika pembatasan diet natirum saja tidak cukup untuk mengurang edema dengan
mencegah rearbsorpsi natrium dan air oleh ginjal.
Faktor-faktor
yang berpengaruh pada kelebihan cairan dan elektrolit tubuh antara lain :
- Stress
:
Stress dapat meningkatkan
metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini
dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
- Diet
:
Diet seseorag berpengaruh terhadap
intake cairan dan elktrolit. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh
akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses
keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
- Urine
:
Proses pembentukan urine oleh ginjal
dan ekresi melalui tractus urinarius merupakan proses output cairan tubuh yang
utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau
sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar
keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
- IWL
(Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan
kulit, Melalui kulit dengan mekanisme difusi. Pada orang dewasa normal
kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 mL per hari,
tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2003. Medical
Surgical Nursing (Perawatan Medikal Bedah) Jilid 1, alih bahasa: Monica
Ester. Jakarta : EGC.
Carpenito, L. J.1999. Hand Book
of Nursing (Buku Saku Diagnosa Keperawatan), alih bahasa: Monica Ester.
Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyinn E, Mary Frances
Moorhouse. 2000. Nursing Care Plan: Guidelines for Planning and Documenting
Patient Care (Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien), alih bahasa: I Made Kariasa. Jakarta:
EGC.
Price A & Wilson L. 1995. Pathofisiology
Clinical Concept of Disease Process (Patofisiologi konsep klinis proses-proses
penyakit), alih bahasa: Dr. Peter Anugrah. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2006. Buku
Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar