Senin, 30 Mei 2016

makalah ibu nifas dan menyusui

KONSEP KEBIDANAN
(ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI)

Dosen Pengampu : Dheska Arthyka Palifiana, S.ST, M.Kes


NAMA             : AYU NUR AZIZAH (15140001)
KELAS              : B12.1





PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr, wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI” dan kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa yang dimaksud dengan ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI.
Dengan adanya makalah ini, mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman. selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.
Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehinga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.




                                                                                                              Yogyakarta,

                                                                                                  Penulis          





DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I  : PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Penelitian
BAB II : PEMBAHASAN
A.       Pengertian Asuhan Masa Nifas
B.        Tujuan Asuhan Masa Nifas
C.        Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas
D.       Tahap Masa Nifas
E.        Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Nifas
F.         Konsep Dasar Menyusui
G.       Proses Produksi ASI
H.       Refleks Bayi Baru Lahir Untuk Mendapatkan Asi
I.          Manfaat Pemberian ASI
J.          Cara Menyusui Yang Benar

BAB III : PENUTUP
A.       Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

I.    Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia oleh karena itu pada bulan September 2000 diadakan Unite Nations Millenium Deklataration. Deklarasi ini sebagai Millenium Development Goals (MDG’s) dengan target pencapain pada tahun 2015. MDG’s berisi 8 buah tujuan pembangunan millenium yaitu pengetasan kemiskinan dan kelaparan, pemerataan pendidikan, mendukung persamaan gender, mengurangi kematian anak, meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, melawan HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kemitraan global.
Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI. Perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun didunia dan hampir 4  dari 5 kematian karena perdarahan pascapersalinan terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Bila terjadi perdarahan berat, tranfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kehidupan .
ASI mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual, mengandung hormon, nutrisi, unsur kekebalan, anti alergi, serta inflamasi, nutrisi hampir 200 unsur zat. Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau susu pertama mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali memberikan ASI pada jam pertama sesudah bayi lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga jam. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Apabila ibu enggan menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu- ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang menyusui yang benar.
II.    Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Teknik Menyusui ?

III. Tujuan Penelitian
1.      Tujuan umum
Dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui.
2.   Tujuan khusus
a.          Dapat melakukan pengkajian data dasar pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui
c.          Dapat melakukan identifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganan pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui
d.         Dapat melaksanakan tindakan segera untuk melakukan konsultasi pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui
e.          Dapat melakukan evaluasi asuhan yang diberikan pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui.













BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Asuhan Masa Nifas
 Masa nifas (puerpurium) adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 minggu) setelah itu. Puerpurium  adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil.

B.  Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan Asuhan masa nifas normal dibagi dua yaitu :
1.      Tujuan umum :
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
2.      Tujuan khusus :
Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologinya

C.  Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas
1.      Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2.   Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman
3.      Memulai dan mendorong pemberian ASI.

D.  Tahapan Masa Nifas
1.      Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
2.      Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu
3.      Remote puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan.


E.  Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Nifas
1.   Involusi rahim
      Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus uteri ± 3 jari di bawah pusat. Selama 2 hari berikutnya, besarnya tidak seberapa, tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil dengan cepat, sehingga pada hari ke 1 tidak teraba lagi dari luar
2.   Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2  cm
3.   Perubahan pada servix dan vagina
Beberapa hari setelah persalianan, ostium externum dapat dalalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalianan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis servikalis
4.   Perubahan ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala
5.   Lochea
Involusi uterus menyebabkan lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta menjadi bekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lochea.
6.      Perubahan tanda tanda vital
a.    Tekanan Darah
b.   Nadi
c.    Pernafasan
7.      Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan  anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada  waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemorrhoid, laserasi jalan lahir.
8.      Perubahan sistem perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sphingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
9.      Perubahan endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
10. Perubahan sistem hematologi dan kardiovaskuler
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sampai sebanyak 15.000 selama masa persalinan. Leukosit akan tetap tinggi jumlahnya selama beberapa hari pertama masa postpartum.
11. Kebutuhan dasar masa nifas
a.     Nutrisi dan cairan
b.     Ambulasi  
c.      Eliminasi

F.   Konsep Dasar Menyusui
Terdapat tiga bagian utama payudara, yaitu :
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2.      Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.      Papilla atau putting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

G.    Proses Produksi  ASI
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf, dan macam-macam hormon. Pengaturan hormon yang terdapat dalam pengeluaran ASI ada 3 yaitu :
1.      Produksi air susu ibu (Prolaktin)
2.      Pengeluaran air susu ibu (Oksitosin)
3.      Pemeliharan air susu ibu

H.  Reflek Bayi Baru Lahir Untuk Mendapatkan Asi
1.      Refleks Rooting
Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakkan di payudara


2.      Refleks Sucking
Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah dan pipi
3.      Refleks Swalowing
Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi.

I.  Manfaat Pemberian Asi
1.      Bagi Bayi
Penting bagi bayi sekali untuk segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap 2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa tambahan makanan lain merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama

2.      Bagi Ibu
a.    Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada putting susu merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami akan membantu kontraksi rahim).
b.         Wanita yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari berat badan yang bertambah selama hamil.
c.          Ibu yang menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormone FSH dan ovulasi).
d.         Pemberian ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah hatinya.

J.     Cara Menyusui Yang Benar
a.       Posisi badan ibu duduk dengan santai dan tegak
b.      Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
c.       Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu
d.      Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
e.       Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
f.       Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
g.      Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
h.      Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola
i.        Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
j.        Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi
k.      Melepas isapan bayi
l.        Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain.

















BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek dari pengaturan dalam mobilisasi, peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas, tahap masa nifas, perubahan yang terjadi pada ibu nifas, konsep dasar menyusui dan manfaat pemberian ASI, yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi dan lain lain.
Masa nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu






















DAFTAR PUSTAKA

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171 Diambil pada tanggal 18 Mei 2013.
Buku Panduan Praktis.2010: Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
 Varney,Helen.2004: Varney’s Midwifery,Ed4,Vol.2. Jakarta .EGC