KONSEP KEBIDANAN
(ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI)
Dosen Pengampu : Dheska Arthyka Palifiana, S.ST, M.Kes
NAMA : AYU
NUR AZIZAH (15140001)
KELAS :
B12.1
PROGRAM
STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr, wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT,
yang telah memberi kekuatan dan kesempatan kepada kami, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan waktu yang di harapkan walaupun dalam bentuk yang
sangat sederhana, dimana makalah ini membahas tentang “ASUHAN IBU NIFAS DAN MENYUSUI” dan kiranya makalah ini dapat
meningkatkan pengetahuan kita khususnya tentang bagaimana dan apa yang dimaksud
dengan ASUHAN IBU NIFAS DAN
MENYUSUI.
Dengan adanya makalah ini,
mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan minat baca dan belajar teman-teman.
selain itu kami juga berharap semua dapat mengetahui dan memahami tentang
materi ini, karena akan meningkatkan mutu individu kita.
Kami sangat menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih sangat minim, sehinga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih
kami harapkan demi perbaikan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Yogyakarta,
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Asuhan Masa Nifas
B.
Tujuan Asuhan Masa Nifas
C.
Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam
Asuhan Masa Nifas
D.
Tahap Masa Nifas
E.
Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu
Nifas
F.
Konsep Dasar Menyusui
G.
Proses Produksi ASI
H.
Refleks Bayi Baru Lahir Untuk
Mendapatkan Asi
I.
Manfaat Pemberian ASI
J.
Cara Menyusui Yang Benar
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak
merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian dunia oleh karena itu pada
bulan September 2000 diadakan Unite Nations Millenium Deklataration.
Deklarasi ini sebagai Millenium Development Goals
(MDG’s) dengan target pencapain pada tahun 2015. MDG’s berisi 8 buah tujuan pembangunan millenium yaitu pengetasan kemiskinan
dan kelaparan, pemerataan pendidikan, mendukung persamaan gender, mengurangi
kematian anak, meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, melawan HIV/AIDS, malaria
dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup serta
meningkatkan kemitraan global.
Menurut data WHO, sebanyak 99%
kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara
berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang
tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup. Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada
masa itu untuk memenuhi ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi
dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI. Perdarahan pasca persalinan merupakan
penyebab utama dari 150.000 kematian ibu setiap tahun didunia dan hampir 4 dari 5 kematian karena perdarahan pascapersalinan
terjadi dalam waktu 4 jam setelah persalinan. Bila terjadi perdarahan berat,
tranfusi darah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kehidupan .
ASI mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologis, sosial maupun spiritual, mengandung hormon, nutrisi, unsur
kekebalan, anti alergi, serta inflamasi, nutrisi hampir 200 unsur zat. Pemberian
ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu jolong atau
susu pertama mengandung antibody yang kuat untuk mencegah infeksi dan membuat
bayi menjadi kuat. Penting sekali memberikan ASI pada jam pertama sesudah bayi
lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga jam. Teknik menyusui
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI dimana bila teknik
menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu
enggan menyusui sehingga bayi tersebut jarang menyusu. Apabila ibu enggan
menyusui akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun sering kali ibu- ibu kurang
mendapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang menyusui yang benar.
II. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Teknik Menyusui ?
III. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui.
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data dasar pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas dengan Teknik Menyusui
c. Dapat melakukan identifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganan
pada Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui
d. Dapat melaksanakan tindakan segera untuk melakukan konsultasi pada
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui
e. Dapat melakukan evaluasi asuhan yang diberikan pada Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Nifas dengan Teknik Menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Asuhan Masa Nifas
Masa nifas (puerpurium) adalah
masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas (puerpurium)
dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42
minggu) setelah itu. Puerpurium adalah
masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti prahamil.
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan Asuhan masa nifas normal
dibagi dua yaitu :
1.
Tujuan umum :
Membantu ibu dan pasangannya
selama masa transisi awal mengasuh anak
2.
Tujuan khusus :
Menjaga kesehatan ibu dan bayi
baik fisik maupun psikologinya
C. Peran dan Tanggung
Jawab Bidan Dalam Asuhan Masa Nifas
1. Mendeteksi
komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan konseling untuk ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman
3. Memulai
dan mendorong pemberian ASI.
D. Tahapan Masa Nifas
1. Puerperium
dini yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan berdiri dan berjalan-jalan
2. Puerperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8
minggu
3. Remote
puerperium adalah waktu yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan.
E. Perubahan Yang Terjadi Pada Ibu Nifas
1. Involusi rahim
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya. Fundus uteri ± 3 jari di bawah pusat. Selama 2 hari
berikutnya, besarnya tidak seberapa, tetapi sesudah 2 hari ini uterus mengecil
dengan cepat, sehingga pada hari ke 1 tidak teraba lagi dari luar
2. Involusi tempat plasenta
Setelah
persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata
dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada
akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm
3. Perubahan pada servix dan vagina
Beberapa hari setelah
persalianan, ostium externum dapat dalalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya
tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalianan. Pada akhir
minggu pertama hanya dapat dilalui oleh satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan
bagian atas dari canalis servikalis
4. Perubahan ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen
dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan,
kembali seperti sedia kala
5. Lochea
Involusi uterus menyebabkan lapisan luar desidua yang mengelilingi situs
plasenta menjadi bekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lochea.
6. Perubahan
tanda tanda vital
a. Tekanan
Darah
b. Nadi
c. Pernafasan
7.
Perubahan sistem pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang
menyebabkan colon menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada
waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan, haemorrhoid, laserasi jalan lahir.
8.
Perubahan sistem perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang
puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh
kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sphingter ani selama persalinan,
juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.
9.
Perubahan endokrin
Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem
endokrin, terutama pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut.
10. Perubahan sistem hematologi dan kardiovaskuler
Leukositosis adalah meningkatnya jumlah sel-sel
darah putih sampai sebanyak 15.000 selama masa persalinan. Leukosit akan tetap
tinggi jumlahnya selama beberapa hari pertama masa postpartum.
11. Kebutuhan dasar masa nifas
a.
Nutrisi dan cairan
b.
Ambulasi
c.
Eliminasi
F. Konsep Dasar Menyusui
Terdapat
tiga bagian utama payudara, yaitu :
1.
Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar
2.
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.
Papilla atau putting yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
G. Proses
Produksi ASI
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang
sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf, dan macam-macam hormon.
Pengaturan hormon yang terdapat dalam pengeluaran ASI ada 3 yaitu :
1.
Produksi air susu ibu (Prolaktin)
2.
Pengeluaran air susu ibu (Oksitosin)
3.
Pemeliharan air susu ibu
H. Reflek Bayi Baru
Lahir Untuk Mendapatkan Asi
1.
Refleks Rooting
Refleks ini memungkinkan bayi baru lahir untuk
menemukan puting susu apabila ia diletakkan di payudara
2.
Refleks Sucking
Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu
atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah. Refleks
ini melibatkan rahang, lidah dan pipi
3.
Refleks Swalowing
Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola,
sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi.
I. Manfaat Pemberian Asi
1.
Bagi Bayi
Penting bagi bayi sekali untuk
segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap
2-3 jam. ASI mengandung campuran berbagai bahan makanan yang tepat bagi bayi.
ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa tambahan makanan lain merupakan
cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama
2. Bagi Ibu
a. Pemberian ASI membantu ibu untuk memulihkan
diri dari proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama
membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan
pada putting susu merangsang dikeluarkannya hormon oksitosin alami akan
membantu kontraksi rahim).
b. Wanita
yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/ turun berat badannya dari berat
badan yang bertambah selama hamil.
c. Ibu yang
menyusui, yang menstruasinya belum muncul kembali akan kecil kemungkinannya
untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi akan menekan hormone FSH dan
ovulasi).
d. Pemberian
ASI adalah cara terbaik bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada buah
hatinya.
J.
Cara Menyusui Yang Benar
a. Posisi badan ibu duduk dengan
santai dan tegak
b. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan
sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan areola sekitarnya
c. Bayi dipegang dengan satu lengan,
kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada
lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu
d. Satu tangan bayi diletakkan
dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
e. Perut bayi menempel badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara
f. Telinga dan lengan bayi terletak
pada satu garis lurus
g. Ibu menatap bayi dengan kasih
sayang
h. Tangan kanan menyangga payudara
kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola
i. Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek) dengan cara menyentuh
pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi
j. Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi
k. Melepas isapan bayi
l. Setelah
menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui
pada payudara yang lain.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek dari pengaturan dalam
mobilisasi, peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa
nifas, tahap masa nifas, perubahan yang terjadi pada ibu nifas, konsep dasar menyusui dan manfaat pemberian ASI, yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna
pemenuhan nutrisi bayi dan lain lain.
Masa nifas atau puerperium adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.waspada.cp.id/index.php?option=com_content&view=article&id=158076:penurunan-akikb-secara
komprehensif &catid = 25:article &
Itemid=44).
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171 Diambil
pada tanggal 18 Mei 2013.
Buku Panduan Praktis.2010: Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Varney,Helen.2004:
Varney’s Midwifery,Ed4,Vol.2. Jakarta .EGC