LAPORAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN AKUT RENAL FEILUR

PENGKAJIAN

Identitas
Nama pasien : Tn. S
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : laki- laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : Spd
Pekerjaan : pensiun guru SMA
Alamat : Krapyak
Tgl pengkajian : 6 Agustus 2004, Jam 10.00 WIB
Penanggung jawab :
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Hubungan dg pasien : Istri
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Kristen
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
1.1 Riwayat
keperawatan
1.1.1
Riwayat Perawatan sekarang
Pada tanggal 19
Agustus 2004 pasien masuk RSDK dengan keluhan sesak nafas dan panas, pasien
dirawata diruang paviliun garuda selama 3 hari, karena kondisinya semakin
kritis akhirnya pasien dipindahkan ke ruang ICU.
Sekarang hari
ke-14 pasien dirawat diruang ICU dengan keadaan pasien kesadaran menurun
(soporocoma), dengan nilai GCS : 5 (E= 1, M= 3, V= 1) oedem anasarka.
Pasien terpasang
ventilator, monitor vital sign, hemodinamika, syring pump, infus pump, peroneal
dialisa, kateter dan NGT.
1.1.2
Riwayat keperawatan yang lalu
Pada tahun 2000 pasien pernah mengalami stroke dan
dirawat dirumah sakit, setiap tahun sejak pasien terkena stroke pasien selalu
dirawat dirumah sakit. Pada tahun 2003 bulan Desember pernah dilakukan terapi
kateterisasi jantung.
1.1.3
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
yang dialami pasien saat ini dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, paru, ginjal, DM, hati maupun hipertensi. Dan keluarga tidak
pernah sakit seperti yang dialami pasien saat ini.





GENOGRAM
![]() |











POLA FUNGSIONAL GORDON
- Pola manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan, persepsi pasien terhadap
kesehatan adalah segala- galanya dan penting, dalam memandang kesehatan juga
disiplin. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat
pelayanan kesehatan.
- Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x
sehari dengan menu nasi, lauk- pauk, sayur, dan buah serta ditambah minum 7
gelas/ hari. Namun setelah sakit dan masuk rumah sakit di ruang paviliun garuda
pasien tetap makan seperti biasa, sehari 3x dengan menu yang ditentukan RS.
Setelah masuk ruang ICU pasien mendapat makanan dan minum melalui NGT dengan
diet uremia DM 50 kal/ 4 jam, protein 40 gr/ 24 jam.
- Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak dan BAK 5 – 7 x /
hari, setelah masuk rumah sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB, bila
keluar warnanya hitam (melena) sedangkan BAK pasien dibantu dengan dower
cateter dan keluarnya uri tiap 3 jam tidak tentu, jumlahnya kurang dari 100 cc
dan warnanya kuning pekat.
- Pola aktivitas
Saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien
adalah seorang pensiunan guru SMA dan aktivitas dirumah hanya jalan- jalan
sekir rumah karena kondisinya yang tidak sehat. Diwaktu sakit seperti saat ini
pasien tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan hanya bedrest total karena
kesadaran menurun.
- Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien tidak
mampu berkomunikasi dengan baik karena respon verbal tidak ada serta terpasang
endotracheal tube. Persepsi sensori pasien hanya mampu bergerak sedikit bila
dirangsang nyeri.
- Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan
kebiasaan tidurnya yaitu 7 jam dimalam hari dan 2- 3 jam waktu siang. Ketika
sakit pasien kesadaran menurun sehingga sulit untuk menentukan antara tidur dan
terjaga.
- Pola persepsi diri dan konsep diri
Body image :
kesadaran pasien menurun sehingga tidak bisa dikaji mengenai body image
Identitas diri : Pasien sudah
pensiun menjadi seorang guru
Harga diri : Pasien belum
bisa berinteraksi dengan orang lain
Peran diri : Tn S adalah
seorang suami dan ayah dari 4 orang anak
Ideal diri : Kesembuhan
dan sehat semua diserahkan pada Tuhan YME
- Pola hubungan sosial
Hubungan pasien di rumah tangga baik, dengan
tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik. Terbukti dengan sering ada
kerabat yang besuk ke RS.
- Pola seksualitas dan reproduksi
Sebelum sakit dan dibawa ke RS pasien jarang
melakukan hubungan seksual karena kondisinya yang tidak stabil. Namun setelah
sakit dan masuk RS pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual.
- Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu
memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah terutama pada istrinya, dan
untuk mengurangi stress pasien istirahat dan menarik nafas panjang.
- Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama Kristen, pada hari minggu sebelum sakit ia rajin datang
ke gereja dan selama sakit banyak kerabat yang membesuk mendoakan sesuai dengan
agama dan kepercayaannya.
1.2 Pemeriksaan
fisik
Kesadaran : Soporoscoma
dengan GCS : E= 1, M= 3, V= 1
Nadi : 99x/
menit
Pernafasan : 17x/ menit
Suhu tubuh : 380
C
Tekanan darah : 85/ 60 mmHg
Heart rate : 99
SPO2 :
100 %
Kulit :
Turgor jelek, warna kulit sawo matang,
ada hiperpigmentasi pada daerah jari tangan maupun kaki, terdapat luka
dekubitus di axilla dan gluteal.
Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, kotor, berbau, tidak ada lesi, rambut beruban
kriting dan jarang.
Mata :
Udem palpebra, reflek pupil simetris isokor, konjungtiva sedikit anemis,
sclera tidak ikteric.
Hidung :
Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar,
concha normal, ada scret hidung purulent dari dalam.
Telinga :
Simetris, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak
ada penumpukan.
Mulut :
Rongga mulut :
bau mulut khas ureum, radang mukosa (stomatitis), mulut terpasang Endotracheal
tube dan ada banyak spuntum purulent.
Gigi :
pada gigi geraham dan gigi seri terdapat caries, berwarna hitam.
Lidah :
lidah kotor, hygiene mulut kurang.
Bibir :
Bibir kering dan mengelupas kulit arinya.
Tonsil :
tonsil tidak membesar.
Pharinx :
tidak ada peradangan
Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, ditemukan distensi vena
jugularis. Otot leher tegang.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi :
Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, peningkatan
frekuensi pernafasan, sulit ditemukan ictus cordis karena pasien gemuk.
Palpasi :
tactil fremitus normal tidak dapat diperiksa karena kondisi kesadaran pasien
menurun.
Perkusi : terdengar suara pekak
karena ada cairan sekret di rongga pleura
Auskultasi : suara nafas vesikuler
Jantung
Inspeksi : Sulit ditemukan ictus
cordis karena pasien gemuk
Palpasi : HR tidak ada thrill
Perkusi : sulit ditentukan
batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung I
(normal) Bunyi jantung II Normal)
Perut :
Inspeksi :
perut membulat/ membusung, umbiulikus tidak menonjo, tidak tampak adanya massa.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : Nyeri pada daerah
yang terpasang peritoneal dialisa.
Perkusi : terdapat suara pekak
Genetalia
Tidak ada jamur, Testis menjadi oedem, skrotum membesar penis menyusut
kecil. Pada anus tidak terdapat hemoroid.
Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas :
lengan kanan terpasang infus pump, ada pitting oedem, dekubitus di axila, uji
kekuatan otot nilainya 0.
Ekstrimitas bawah :
kedua kaki oedem dengan uji kekuatan otot nilai 0
Ektrimitas seluruhnya terjadi oedem anasarka.
1.3 Pemeriksaan
diagnostik
I. Laboratorium
Tanggal 4
September 2004
PH :
7,363
P2CO2 : 36
P2O2 : 103
K :
3,4
NaCl :
131/ 102
Ureum/ Kreatinin :
179/ 9,91
Tanggal 5 September 2004
K :
3,4
NaCl :
129/ 102
Ca Mg :
1,48/ 1,08
Ureum/ Kreatinin :
168/ 9,55
Glukosa :
76 mg/ dl (stick)
Tanggal 6 September 2004
Glukosa :
114 mg/ dl (stick)
Tanggal 7 September 2004
K :
3,9
NaCl :
132/ 104
Ca Mg :
1,84/ 0,97
Ureum/ Kreatinin :
183/10,06
Glukosa :
142 mg/ dl (stick)
Protein/ albumin :
5,4/ 4,5
Tanggal 8 September 2004
Kimia klinik
▪
Gula darah puasa :
139 mg/ dl
Elektrolit
▪
Natrium :
133 mmol/ l
▪
kalium :
4,42 mmol/ l
▪
Chlorida :
105 mmol/ l
Program terapi :
Terapi per oral :
- KSR 1
tablet/ 24 jam
-
NaCl 500 mg/ 8 jam
-
CaCo3 500 mg/ 8 jam
Terapi injeksi :
-
Maxipim 1 gr/ 12 jam
-
Metronidazol 500/ 8 jam
-
Alinamin F 1mg/ 8 jam
-
Bisolvon 1 amp/ 8 jam

-
EAS I
-
Triofuckzin I 40
cc/ jam
-
Martos jumbo I
-
NaCl 0,9 % 20 tts/ menit
Terapi syring pump : Dobutamin 10 mg dan Dopamin 12 mg
Diet : Uremia DM 50 kkal/
4 jam
Protein 40 gr/ 24
jam
Terapi peritonial dialisa :
Peritonial Solusion 2 liter + 5 cc KCL
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
kasus tentang ARF pada Tn. S telah disyahkan oleh pembimbing klinik / CI ruang
ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang pada :
Hari,
tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing
klinik/ CI Mahasiswa
NO
|
TGL/ JAM
|
DATA FOKUS
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
TTD
|
|||||||||||||||
1.
2.
3.
|
6 – 9 – 2004
11.00 WIB
6 – 9 – 2004
11.00 WIB
6 – 9 – 2004
13.00 WIB
|
DO : GCS : 5, E= 1,
M= 3, V=1
Kesadaran soporoskoma
Oedem anasarka
TD : 89/ 70 mmHg
RR : 17x/ menit
HR : 98
S : 38 oC
Spo2 : 100 %
DO : pasien terpasang ventilator, ada skret,
suara stridor.
DO : urine warna kuning pekat, 3 jam kurang
dari 100 cc, adanya banyak sedimen urine, hasil lab. Hiponatrium 129 mmol/l
Hipokalsium 1,94 mmol/l
|
Iskemik/
nefrotosin
Kerusakan
sel tubulus
Penurunan
aliran darah ke ginjal
Kerusakan
glomerolus
GFR
menurun
Retensi
Na dan H2O
Oliguria/
anuria
|
Gangguan
perfusi jaringan b/d suplai O2 ke
jaringan menurun
Pola
nafas tidak efektif b/d obstruksi sekret dan gagal nafas.
Gangguan
keseimbangan cairan b/d kerusakan sekunder sel tubulus
|
|
DAFTAR MASALAH
RENCANA PERAWATAN
No
|
TGL/JAM
|
DP
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
TTD
|
1.
2.
3.
|
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
13.00
WIB
|
Gangguan perfusi jaringan b/d
suplai O2 ke jaringan
menurun
Pola nafas tidak efektif b/d
obstruksi sekret dan gagal nafas.
Gangguan
keseimbangan cairan b/d kerusakan sekunder sel tubulus
|
Pasien akan stabil secara
hemodinamik
Pasien tidak ada gangguan
pernafasan dengan KH ;
Nafas lancar
RR normal
Sekret berkurang
Pasien tidak terjadi gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
|
Pantau TD, Nadi, RR, TVS setiap
jam sampai stabil
Pantau hasil lab (Na, K, Hb, Ht,
Px koagulan)
Monitor tanda dehidrasi pada
membran mukosa
Pantau RR, TD, Spo2 ,
suhu
Lakukan suction untuk mengurangi
skret
Kaji pola nafas, apakah ada
sianosis
Pertahankan pencatatan masukan
dan haluaran cairan elektrolit
Berikan program diet sesuai
dengan progran dokter
Pantau hasil laboratorium
Hitung balance cairan yang masuk
dan keluar
|
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
No
|
TGL/
JAM
|
DP
|
TINDAKAN
KEPERAWATAN
|
RESPON
|
TTD
|
1.
2.
3.
|
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
13.00
WIB
|
1
2
3
|
Memantau TD, Nadi, RR, TVS setiap
jam sampai stabil
Memantau hasil lab (Na, K, Hb,
Ht, Px koagulan)
Memonitor tanda dehidrasi pada
membran mukosa
Memantau RR, TD, Spo2
, suhu
Melakukan suction untuk
mengurangi skret
Mengkaji pola nafas, apakah ada
sianosis
Mempertahankan pencatatan masukan
dan haluaran cairan elektrolit
Memberikan program diet sesuai dengan
progran dokter
Memantau hasil laboratorium
Menghitung balance cairan yang
masuk dan keluar
|
Kesadaran pasien masih menurun
Suara stridor tidak ada setelah
dilakukan suction, tapi akan muncul bila sekret menumpuk
Urine yang kuning pekat dan banyak
sedimen menjadi urine kuning tua dengan sedikit sedimen urine
|
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
No
|
TGL/
JAM
|
DP
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
|
TTD
|
1.
2.
3.
|
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
11.00
WIB
6
– 9 – 2004
13.00
WIB
|
1
2
3
|
S:-
O : kesadaran apatis, GCS : 8. E=
4, M = 3, V= 1
A : masalah sebagian teratasi
P : pasien bergerak bila
dirangsang nyeri
S :-
O : pasien maaaasih terpasang
ventilator, sekret masih banyak, suara stridor
A : Masalah belum teratasi
P: sekret masih banyak perlu
dilakukan suction
S :-
O : urine kurang dari 100 cc
dalam 3 jam, warna urin kuning tua, sedimen urine sedikit
A : masalah sebagian teratasi
P : pemeriksaan laboratorium ada
peningkatan sedikit terhadap natrium dan calsium.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar