Kamis, 09 Juni 2016

Laporan kasus pasien dengan akut renal feilur

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN AKUT RENAL FEILUR
 



PENGKAJIAN
 



Identitas

Nama pasien                : Tn. S
Umur                           : 65 tahun
Jenis kelamin               : laki- laki
Suku/ bangsa               : Jawa/ Indonesia
Agama                         : Kristen
Pendidikan                  : Spd
Pekerjaan                     : pensiun guru SMA
Alamat                                    : Krapyak
Tgl pengkajian : 6 Agustus 2004, Jam 10.00 WIB

Penanggung jawab   :
Nama                           : Ny. M
Umur                           : 56 tahun
Hubungan dg pasien   : Istri
Suku/ bangsa               : Jawa/ Indonesia
Agama                         : Kristen
Pendidikan                  : SLTA
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga


1.1  Riwayat keperawatan
1.1.1        Riwayat Perawatan sekarang
Pada tanggal 19 Agustus 2004 pasien masuk RSDK dengan keluhan sesak nafas dan panas, pasien dirawata diruang paviliun garuda selama 3 hari, karena kondisinya semakin kritis akhirnya pasien dipindahkan ke ruang ICU.
Sekarang hari ke-14 pasien dirawat diruang ICU dengan keadaan pasien kesadaran menurun (soporocoma), dengan nilai GCS : 5 (E= 1, M= 3, V= 1) oedem anasarka.
Pasien terpasang ventilator, monitor vital sign, hemodinamika, syring pump, infus pump, peroneal dialisa, kateter dan NGT.
  
1.1.2        Riwayat keperawatan yang lalu
Pada tahun 2000 pasien pernah mengalami stroke dan dirawat dirumah sakit, setiap tahun sejak pasien terkena stroke pasien selalu dirawat dirumah sakit. Pada tahun 2003 bulan Desember pernah dilakukan terapi kateterisasi jantung.

1.1.3        Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami pasien saat ini dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, paru, ginjal, DM, hati maupun hipertensi. Dan keluarga tidak pernah sakit seperti yang dialami pasien saat ini.

GENOGRAM

 









Keterangan      :
            Laki- laki                       Pasien                                                Meninggal

Perempuan                    Tinggal serumah

POLA FUNGSIONAL GORDON

  1. Pola manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan, persepsi pasien terhadap kesehatan adalah segala- galanya dan penting, dalam memandang kesehatan juga disiplin. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
  1. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x sehari dengan menu nasi, lauk- pauk, sayur, dan buah serta ditambah minum 7 gelas/ hari. Namun setelah sakit dan masuk rumah sakit di ruang paviliun garuda pasien tetap makan seperti biasa, sehari 3x dengan menu yang ditentukan RS. Setelah masuk ruang ICU pasien mendapat makanan dan minum melalui NGT dengan diet uremia DM 50 kal/ 4 jam, protein 40 gr/ 24 jam.
  1. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari  dengan konsistensi lunak dan BAK 5 – 7 x / hari, setelah masuk rumah sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB, bila keluar warnanya hitam (melena) sedangkan BAK pasien dibantu dengan dower cateter dan keluarnya uri tiap 3 jam tidak tentu, jumlahnya kurang dari 100 cc dan warnanya kuning pekat.
  1. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien adalah seorang pensiunan guru SMA dan aktivitas dirumah hanya jalan- jalan sekir rumah karena kondisinya yang tidak sehat. Diwaktu sakit seperti saat ini pasien tidak mampu melakukan kegiatan apapun dan hanya bedrest total karena kesadaran menurun.
  1. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien tidak mampu berkomunikasi dengan baik karena respon verbal tidak ada serta terpasang endotracheal tube. Persepsi sensori pasien hanya mampu bergerak sedikit bila dirangsang nyeri.
  1. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 7 jam dimalam hari dan 2- 3 jam waktu siang. Ketika sakit pasien kesadaran menurun sehingga sulit untuk menentukan antara tidur dan terjaga.
  1. Pola persepsi diri dan konsep diri
Body image        : kesadaran pasien menurun sehingga tidak bisa dikaji mengenai body image
Identitas diri      : Pasien sudah pensiun menjadi seorang guru
Harga diri           : Pasien belum bisa berinteraksi dengan orang lain
Peran diri            : Tn S adalah seorang suami dan ayah dari 4 orang anak
Ideal diri            : Kesembuhan dan sehat semua diserahkan pada Tuhan YME
  1. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien di rumah tangga baik, dengan tetangga serta kerabat keluarga yang lainpun baik. Terbukti dengan sering ada kerabat yang besuk ke RS.
  1. Pola seksualitas dan reproduksi
Sebelum sakit dan dibawa ke RS pasien jarang melakukan hubungan seksual karena kondisinya yang tidak stabil. Namun setelah sakit dan masuk RS pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual.
  1. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah terutama pada istrinya, dan untuk mengurangi stress pasien istirahat dan menarik nafas panjang.
  1. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama Kristen, pada hari minggu sebelum sakit ia rajin datang ke gereja dan selama sakit banyak kerabat yang membesuk mendoakan sesuai dengan agama dan kepercayaannya.

1.2  Pemeriksaan fisik
Kesadaran             : Soporoscoma dengan GCS : E= 1, M= 3, V= 1
Nadi                      : 99x/ menit
Pernafasan             : 17x/ menit
Suhu tubuh            : 380 C
Tekanan darah       : 85/ 60 mmHg
Heart rate              : 99
SPO2                     : 100 %

Kulit :
Turgor jelek, warna kulit sawo matang,  ada hiperpigmentasi pada daerah jari tangan maupun kaki, terdapat luka dekubitus di axilla dan gluteal.

Kepala :
Bentuk kepala mesosephal, kotor, berbau, tidak ada lesi, rambut beruban kriting dan jarang.

Mata :
Udem palpebra, reflek pupil simetris isokor, konjungtiva sedikit anemis, sclera tidak ikteric.

Hidung :
Bentuk simetris, septum deviasi tidak ada, polip hidung tidak membesar, concha normal, ada scret hidung purulent dari dalam.

Telinga :
Simetris, tidak ada tanda peradangan ditelinga/ mastoid. Cerumen tidak ada penumpukan.

Mulut :
Rongga mulut          : bau mulut khas ureum, radang mukosa (stomatitis), mulut terpasang Endotracheal tube dan ada banyak spuntum purulent.
Gigi                          : pada gigi geraham dan gigi seri terdapat caries, berwarna hitam.
Lidah                        : lidah kotor, hygiene mulut kurang.
Bibir                         : Bibir kering dan mengelupas kulit arinya.
Tonsil                       : tonsil tidak membesar.
Pharinx                     : tidak ada peradangan



Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, ditemukan distensi vena jugularis. Otot leher tegang.

Dada :
Paru- paru
Inspeksi     : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, peningkatan frekuensi pernafasan, sulit ditemukan ictus cordis karena pasien gemuk.
Palpasi       : tactil fremitus normal tidak dapat diperiksa karena kondisi kesadaran pasien menurun.
Perkusi      : terdengar suara pekak karena ada cairan sekret di rongga pleura
Auskultasi : suara nafas vesikuler

Jantung
Inspeksi     : Sulit ditemukan ictus cordis karena pasien gemuk
Palpasi       : HR tidak ada thrill
Perkusi      : sulit ditentukan batas jantung
Auskultasi : bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)

Perut :
Inspeksi     : perut membulat/ membusung, umbiulikus tidak menonjo, tidak tampak adanya massa.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi       : Nyeri pada daerah yang terpasang peritoneal dialisa.
Perkusi      : terdapat suara pekak

Genetalia
Tidak ada jamur, Testis menjadi oedem, skrotum membesar penis menyusut kecil. Pada anus tidak terdapat hemoroid.


Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas     : lengan kanan terpasang infus pump, ada pitting oedem, dekubitus di axila, uji kekuatan otot nilainya 0.
Ekstrimitas bawah : kedua kaki oedem dengan uji kekuatan otot nilai 0
Ektrimitas seluruhnya terjadi oedem anasarka.

1.3  Pemeriksaan diagnostik
I. Laboratorium
      Tanggal 4 September 2004
PH                               : 7,363
P2CO2                          : 36
P2O2                            : 103
K                                 : 3,4
NaCl                            : 131/ 102
Ureum/ Kreatinin        : 179/ 9,91
Tanggal 5 September 2004
K                                 : 3,4
NaCl                            : 129/ 102
Ca Mg                         : 1,48/ 1,08
Ureum/ Kreatinin        : 168/ 9,55
Glukosa                       : 76 mg/ dl (stick)
Tanggal 6 September 2004
Glukosa                       : 114 mg/ dl (stick)
Tanggal 7 September 2004
K                                 : 3,9
NaCl                            : 132/ 104
Ca Mg                         : 1,84/ 0,97
Ureum/ Kreatinin        : 183/10,06
Glukosa                       : 142 mg/ dl (stick)
Protein/ albumin          : 5,4/ 4,5

Tanggal 8 September 2004
      Kimia klinik
         Gula darah puasa  : 139 mg/ dl
            Elektrolit
         Natrium                 : 133 mmol/ l
         kalium                   : 4,42 mmol/ l
         Chlorida                : 105 mmol/ l

Program terapi :
Terapi per oral       :
-     KSR 1 tablet/ 24 jam
-          NaCl 500 mg/ 8 jam
-          CaCo3 500 mg/ 8 jam

Terapi injeksi         :
-          Maxipim 1 gr/ 12 jam
-          Metronidazol 500/ 8 jam
-          Alinamin F 1mg/ 8 jam
-          Bisolvon 1 amp/ 8 jam

Terapi infus           :
-          EAS I
-          Triofuckzin I               40 cc/ jam
-          Martos jumbo I
-          NaCl 0,9 % 20 tts/ menit

Terapi syring pump : Dobutamin 10 mg dan Dopamin 12 mg
Diet           : Uremia DM 50 kkal/ 4 jam
                  Protein 40 gr/ 24 jam

Terapi peritonial dialisa     : Peritonial Solusion 2 liter + 5 cc KCL

LEMBAR PENGESAHAN


            Laporan kasus tentang ARF pada Tn. S telah disyahkan oleh pembimbing klinik / CI ruang ICU RSUP Dr. Kariadi Semarang pada :
           
            Hari, tanggal   :

















            Mengetahui,
    Pembimbing klinik/ CI                                                                       Mahasiswa


                                                                                               

 NO

TGL/ JAM
DATA FOKUS
ETIOLOGI
MASALAH
TTD
1.









2.




3.
6 – 9 – 2004
11.00 WIB








6 – 9 – 2004
11.00 WIB



6 – 9 – 2004
13.00 WIB

DO : GCS : 5, E= 1, M= 3,            V=1
Kesadaran soporoskoma
Oedem anasarka
TD : 89/ 70 mmHg
RR : 17x/ menit
HR : 98
S : 38 oC
Spo2 : 100 %

DO : pasien terpasang ventilator, ada skret, suara stridor.


DO : urine warna kuning pekat, 3 jam kurang dari 100 cc, adanya banyak sedimen urine, hasil lab. Hiponatrium 129 mmol/l Hipokalsium 1,94 mmol/l
Iskemik/ nefrotosin
 




Kerusakan sel tubulus
 




Penurunan aliran darah ke ginjal
 





Kerusakan glomerolus
 





GFR menurun
 





Retensi Na dan H2O
Oliguria/ anuria
Gangguan perfusi jaringan b/d suplai Oke jaringan menurun






Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi sekret dan gagal nafas.

Gangguan keseimbangan cairan b/d kerusakan sekunder sel tubulus

DAFTAR MASALAH


RENCANA PERAWATAN

No
TGL/JAM
DP
TUJUAN
INTERVENSI
TTD
1.






2.







3.
6 – 9 – 2004
11.00 WIB





6 – 9 – 2004
11.00 WIB






6 – 9 – 2004
13.00 WIB
Gangguan perfusi jaringan b/d suplai Oke jaringan menurun



Pola nafas tidak efektif b/d obstruksi sekret dan gagal nafas.






Gangguan keseimbangan cairan b/d kerusakan sekunder sel tubulus
Pasien akan stabil secara hemodinamik




Pasien tidak ada gangguan pernafasan dengan KH ;
Nafas lancar
RR normal
Sekret berkurang

Pasien tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pantau TD, Nadi, RR, TVS setiap jam sampai stabil
Pantau hasil lab (Na, K, Hb, Ht, Px koagulan)
Monitor tanda dehidrasi pada membran mukosa

Pantau RR, TD, Spo2 , suhu
Lakukan suction untuk mengurangi skret
Kaji pola nafas, apakah ada sianosis




Pertahankan pencatatan masukan dan haluaran cairan elektrolit
Berikan program diet sesuai dengan progran dokter
Pantau hasil laboratorium
Hitung balance cairan yang masuk dan keluar










TINDAKAN KEPERAWATAN
No
TGL/ JAM
DP
TINDAKAN KEPERAWATAN
RESPON
TTD
1.







2.






3.
6 – 9 – 2004
11.00 WIB






6 – 9 – 2004
11.00 WIB





6 – 9 – 2004
13.00 WIB
1







2






3
Memantau TD, Nadi, RR, TVS setiap jam sampai stabil
Memantau hasil lab (Na, K, Hb, Ht, Px koagulan)
Memonitor tanda dehidrasi pada membran mukosa


Memantau RR, TD, Spo2 , suhu
Melakukan suction untuk mengurangi skret
Mengkaji pola nafas, apakah ada sianosis




Mempertahankan pencatatan masukan dan haluaran cairan elektrolit
Memberikan program diet sesuai dengan progran dokter
Memantau hasil laboratorium
Menghitung balance cairan yang masuk dan keluar

Kesadaran pasien masih menurun






Suara stridor tidak ada setelah dilakukan suction, tapi akan muncul bila sekret menumpuk


Urine yang kuning pekat dan banyak sedimen menjadi urine kuning tua dengan sedikit sedimen urine




CATATAN PERKEMBANGAN
No
TGL/ JAM
DP
CATATAN PERKEMBANGAN
TTD
1.




2.





3.
6 – 9 – 2004
11.00 WIB



6 – 9 – 2004
11.00 WIB




6 – 9 – 2004
13.00 WIB
1




2





3
S:-
O : kesadaran apatis, GCS : 8. E= 4, M = 3, V= 1
A : masalah sebagian teratasi
P : pasien bergerak bila dirangsang nyeri

S :-
O : pasien maaaasih terpasang ventilator, sekret masih banyak, suara stridor
A : Masalah belum teratasi
P: sekret masih banyak perlu dilakukan suction

S :-
O : urine kurang dari 100 cc dalam 3 jam, warna urin kuning tua, sedimen urine sedikit
A : masalah sebagian teratasi
P : pemeriksaan laboratorium ada peningkatan sedikit terhadap natrium dan calsium.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar