KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat TUHAN yang Maha Esa. Karena berkat perlindungannya sehingga
kami dapat menyelesaikan kegiatan prakerin ini dan dapat menyusun laporan
prakerin ini, dengan dilaksanakannya praktek kerja industri diharapkan dapat
menambah pengetahuan kita sebagai seorang calon perawat agar pada kedepannya
skill kita semakin meningkat.
Dengan diadakannya
prakerin ini siswa dapat semakin memahami, mengerti dan dapat
mengaplikasikannya dalam diri pribadi .
Pangkalan
bun,
Penyusun
Ayu
Nur Azizah
DAFTAR
ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
A.Latar belakang Praktek
Kerja Industri
B.Tujuan Praktek Kerja
Industri
C.Manfaat Praktek Kerja
Industri
D.Tempat dan Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri
BAB II TINJAUAN UMUM PUSKESMAS................................................................. 5
A.Pengertian Puskesmas
B.Tugas dan Fungsi
Puskesmas
C.Ketentuan Umum Peraturan
Perundang-undangan Puskesmas
D.Persyaratan Puskesmas
BAB III TINJAUAN TEMPAT
PRAKERIN................................................................ 7
A.Tinjauan Puskesmas Semanggang
1.
Sejarah dan Perkembangan Puskesmas
2.
Tata Ruang dan Pelayanan Puskesmas
3.
Struktur Organisasi Puskesmas
B.
Tinjauan Puskesmas Semanggang
1. Sejarah dan Perkembangan Puskesmas
2. Tata Ruang dan Pelayanan Puskesmas
3. Struktur Organisasi Puskesmas
BAB IV
PEMBAHASAN.............................................................................................. 16
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 33
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................... 34
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang PRAKERIN
Praktek kerja industri atau biasa disingkat prakerin
adalah salah satu cara menyelenggerakan pendidikan dan pelatihan kejuruan
dimana khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mana peserta didik
akan terjun langsung di lapangan kerja secara real dan sesuai dengan bidang
yang diambil.
Serta siswa akan memperoleh kemampuan yang lebih
ketika melakukan kegiatan bekerja langsung di lapangan serta melatih setiap
kemampuan setiap masing-masing individu.
B.
Tujuan
PRAKERIN
1. Meningkatkan
mutu dan melevansi pendidikan kejuruan melalui peran dunia industri atau usaha
2. Menghasilkan
tamatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta etos kerja yang sesuai
dengan tututan lapangan pekerjaan
3. Memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan itu
4. Menghasilkan
sikap yang menjadi bakat dasar pengembangan diri secara berkelanjutan
C.
Manfaat
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
1.
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan
dan ilmu serta skill yang dimiliki
2.
Mengajarkan perlunya semangat dan
disiplin di dunia kerja
3.
Mampu melihat hubungan dunia pendidikan
dan dunia kerja
4.
Mampu menggunakan pengalaman kerjanya
untuk mendapatkan kesempatan kerja yang diinginkannya setelah menyelesaikan
pendidikan
D.
Tempat
dan Waktu Pelaksanaan PRAKERIN
Tempat
pelaksanaan praktek kerja industri pada gelombang I adalah puskesmas semanggang
yakni dari tanggal 24 Juni – 02 agustus 2014. Sedangkan untuk gelombang II
adalah puskesmas arut selatan yakni mulai tanggal 21 agustus – 27 september
2014.
Dilaksanakan
setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, sesuai jadwal yang sudah
di sepakati antara pembimbing sekolah dan pembimbing lapangan.
BAB
II
TINJAUAN
UMUM PUSKESMAS
A.
Pengertian
Puskesmas
Menurut Depkes 1991, Suatu kesatuan organisasi fungsional
yang merupakan pusat pengembangan keseha tan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
B.
Tugas
dan Fungsi Puskesmas
Ada pun tugas dan fungsi puskesmas sebagai berikut :
a.
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat
di wilayah kerjanya.
b.
Membina peran serta masyarakat
di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.
C.
Ketentuan
Umum Peraturan Perundang - Undangan Puskesmas
A.
Pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945.
B.
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2068).
C.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576).
D. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).
D.
Persyaratan
Puskesmas
1.
Persyaratan Umum
a. Kebutuhan akan adanya Puskesmas,
antara lain pada :
1) Wilayah terpencil, tertinggal,
perbatasan dan kepulauan.
2) Kecamatan pemekaran
yang tidak mempunyai Puskesmas.
3) Kepadatan penduduk tinggi,
jumlah penduduk lebih dari 30.000 penduduk.
4) Wilayah kerja sangat luas.
5) Relokasi Puskesmas yang disebabkan adanya bencana alam, jalur hijau ,perubahan Rencana Tata
Ruang/ Wilayah, atau terjadinya masalah hukum pada lokasi fisik bangunan.
b. Lokasi Puskesmas :
1) Di area
yang mudah terjangkau baik dari segi jarak mau pun sarana transportasi,
dari seluruh wilayah kerjanya.
2) Pertimbangan lainnya yang
ditetapkan oleh daerah.
c. Persyaratan Puskesmas :
1) Adanya telaahan kebutuhan Puskesmas.
2) Ketersediaan tenaga kesehatan oleh Pemda.
2. Persyaratan Teknis
a. Luas lahan dan bangunan
Jumlah sarana dan ruangan tergantung jenis pelayanan/kegiatan
yang dilaksanakan guna memberikan pelayanan
yang optimal.
b. Denah tata-ruang
Rancangan tata-ruang/bangunan agar memperhatikan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan. Denah tata-ruang mengacup ada buku Pedoman Peralatan dan Tata
Ruang Puskesmas,
Ditjen Bina Kesmas tahun 2006.
c. Peralatan kesehatan
Kebutuhan minimal peralatan kesehatan mengacup ada buku Pedoman Peralatan dan Tata
Ruang Puskesmas,
Ditjen Bina Kesmas tahun 2006.
BAB III
TINJAUAN TEMPAT PRAKERIN
A. Tinjauan Puskesmas Semanggang
1. Sejarah dan Perkembangan Puskesmas
Semanggang
Puskesmas
semanggang didirikan pada tanggal 1 pebruari 1991 dengan tanpa tempat tidur. Tahun 1992 terjadi
penambahan Ruang Rawat Inap dengan kapasitas 10 tempat tidur dan statusnya
berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap. Tahun 1997 terjadi penambahan ruang kelas
I dan kelas II sebanyak 6 tempat tidur.

Visi
: Mewujudkan pelayanan kesehatan yang paripurna dan bermutu untuk mencapai
kecamatan sehat 2010.
Misi
: 1. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan dengan pemberdayaan secara
berkesinambungan.
2.
Memaksimalkan pemanfaatan sarana dan
prasarana untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Memberdayakan
masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan.


1.
Mutu adalah unsur utama dalam melayani pasien.
2.
Prosedur pelayanan yang mudah serta tidak berbelit belit akan menyenangkan
pasien.
3.
Sikap ramah dan propesional akan membantu pasien untuk mencapai kesembuhan dan
kepuasan.
4.
Saran dan kritik dari masyarakat akan membuat kami akan kekurangan yang ada
sehingga kami senantiasa memperbaikinya.

1.
Puskesmas berprestasi I se-kobar
2.
Juara Harapan I ASAH TRAMPIL Posyandu se-kobar
3.
Juara II Lomba Toga se-kalteng
4.
Teladan II Lomba Posyandu se-kalteng
5.
Juara I Lomba Klinik Gigi se-kobar

1.
Pembagian kartu berobat gratis untuk keluarga kader kesehatan
2.
Sunatan Massal
3.
Pelayanan BPJS
2. Tata Ruang dan Pelayanan Puskesmas
Semanggang

A. Pelayanan
Rawat Jalan
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA/KB
4. Klinik Sanitasi
5. Klinik Gizi
6. Imunisasi
B. UGD 24 jam
C. Laboratorium
D. Rawat Inap
1. Ruang VIP, Fasilitas :
·
1 (satu) buah televise
·
1 (satu) buah kulkas
·
Kamar mandi didalam
·
AC
·
2 (dua) tempat tidur
2.
Kelas I, Fasilitas :
·
1 (satu) buah tempat tidur
·
Kamar mandi didalam
·
Televisi (TV) 10 channel
·
AC
3.
Kelas II, Fasilitas :
·
2 (dua) tempat tidur
·
Kamar mandi didalam
·
TV di Lobby
4.
Kelas Ekonomi, Fasilitas :
·
3 (tiga) tempat tidur
·
Kamar mandi
·
TV di Lobby
3. Struktur Organisasi Puskesmas
Semanggang
4. Denah Puskesmas Semanggang
B.
Tinjauan Puskesmas
Arut Selatan
1. Sejarah dan Perkembangan Puskesmas
Arut Selatan
Pada tahun 1932 Pemerintah kolonial Belanda membangun sebuah Rumah Sakit yang pertama kali di tengah kota Pangkalan Bun, karena perkembangan jaman tidak memungkingkan rumah sakit tersebut tetap di pertahankan karena l okasi yang kurang luas, maka pada akhir tahun 1980 terjadilah tukar tempat antara Puskesmas Arut Selatan dengan Rumah Sakit Umum.
Dokter
– dokter yang pernah bertugas sebagai
pimpinan di Puskesmas
Arut Selatan :
1. Dr. Gonta
2. Dr. Eddy Harmani
3. Dr. Sugeng Tanuwijaya
4. Dr. Sri Buwono
5. Dr. Bambang-Sugiarto
6. Dr. Churaerie Latief
7. Dr. Suryo Supraptono
8. Dr. Endang Woroastuti
9. Dr. Ach. Zainullah
10. Dr. Rasyid Al Harun
11. Dr. Budi Santoso
12. Dr. Pramujidto
13. Dr. H. Samsudin, M.Kes.
14. Dr. Desi Setiowati
15. Dr. Rita Wey
Tahun
2010 mendapat sertifikat ISO 9001 : 2008. Yang pertam kali di Kalimantan Tengah.
2.
Tata
Ruang dan Pelayanan Puskesmas Arut
Selatan
1.
Poli
umum
Memberikan pelayanan kesehatan
yang
bersifat umum sesuai dengan standar pelayanan medis yang ditetapkan.
2.
Poli
gigi
Memberikan pelayanan kesehatan gigi bersifat umum maupun spesialistis sesuai dengan standar pelayanan medis.
3.
Loket
pendaftaran
Loket Pendaftaran merupakan wajah pelayanan dimana seorang pasein akan melakukan kontak pertama
kali
dengan Puskesmas melalui Loket Pendaftaran..
4.
Poli
lansia
Memberikan pelayanan
kesehatan kepada
lansia yang bersifat umum sesuai dengan standar
pelayanan medis yang
ditetapkan
5.
Apotek
Menurut Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002
Apotek merupakan suatu tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran obat kepada masyarakat.
Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek
merupakan suatu tempat atau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang
dikelola oleh apoteker sesuai standar
dan etika kefarmasian.
6.
Laboratorium
Laboratorium
(disingkat
lab) adalah tempat riset ilmiah,
eksperimen, pengukuran atau pun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
7.
Poli
KIA/KB
Tempat
mendapatkan pelayanan kesehatan
terkait dengan ibu dan anak. Poli KIA diintegrasikan dengan
poli KB sehingga pelayanan
yang ada dalam poli
KIA ada dua jenis
yaitu, antenatal neunatus dan
pelayanan KB.
8.
Ruang Gizi
Melayani pemberian Imunisasi, Vit.A dll
9.
Ruang Tata Usaha
Melayani Admistrasi,
dan Pembuatan laporan
3.
![]() |
Struktur Organisasi Puskesmas Arut Selatan
4.
![]() |
Denah Puskesmas Arut Selatan
BAB IV
PEMBAHASAN
DESKRIPSI
TUGAS DI TEMPAT PRAKERIN
A. Jenis-jenis kegiatan :
a. Mengukur
tekanan darah
b. Menghitung
nadi
c. Mengukur
suhu
d. Menghitung
respiration rate
e. Mengganti
alat tenun
f. Mobilisasi
pasien (dari kursi roda ketempat tidur / sebaliknya)
g. Memandikan
pasien
h. Pengambilan
darah vena
i.
Membantu pasien makan dan minum
j.
Melepas infuse (Up-infus)
k. Pemberian
obat IV (bolus & drip)
l.
Pemberian obat rectal
m. Pemberian
obat oral
n. Perawatan
infuse (dreasing infuse)
B.
Jurnal
Kegiatan Harian
C. Asuhan Keperawatan (ASKEP) di
Puskesmas Semanggang
Asuhan Keperawatan Diare
A.
Definisi
Diare
diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dan frekuensinya lebik banyak dari biasanya.
Neonatus dinyatakan diare bila frekuensinya buang air
besar sudah lebih dari 4kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan
anak, dikatakan
diare bila frekunsinya lebih dari 3kali (Latief,dkk.2005).
B.
Etiologi
Rotavirus
merupakan etiologi paling penting yang menyebabkan diare pada anak dan balita.Ineksi rotavirus biasanya terdapat
pada anak-anak umur 6bulan 2tahun (Suharyono,2008).
Infeksi rotavirus merupakan infeksi nosokomial yang
signifikan oleh mikroorganisme patogen.Salmonella,
shigella dan Campylobacte merupakan bakteri patogen yang paling
seringdiisolasi. Mikroorganisme Giardian Lamblia dan Cryptosporidium merupakan parasit yang
paling sering menimbulkan diare infeksius akut (Wong,2009).
Selain rotavirus,telah ditemukan juga virus baru yaitu
Norwalk virus. Virus ini lebih banyak kasus pada orang dewasa dibandingkan anak-anak
(Suhryono,2008). Kebanyakan mikroorganisme disebarluaskan lewat jalur Fekal-Oral melalui
makanan, air yang terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang
erat (Wong,2009).
C.
Klasifikasi
a).
Diare Akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15hari.
Diare Akut biasanya sembuh sendiri,
lamanya sakit kurang dari 14hari.
b).
Diare Kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari
15hari. (Wong,2009).
D.
Fisiologi
Ø Saluran pencernaan manusia ;
a.
Mulut
Makanan
pertama kali masuk kedalam tubuh melalui mulut.
Dan didalam mulut dicerna secara mekanis dan kimiawi.
b.
Kerongkongan
Kerongkongan
merupakan saluran penghubung antara mulut dan lambung.
Sepertiga bagian atasnya tersusun atas otot lurik,
dua pertiga bagian bawahnya tersusun atas otot polos.
Kerongkongan menyalurkan makanan dari pangkal kerongkongan
(Faring) ke lambung dalam waktu 6 detik.
c.
Lambung
Makanan
dari kerongkongan akan masuk ke lambung. Lambung merupakan
pencernaan yang terletak di sebelah kiri rongga perut bagian atas dan
tepat di bawah diagfragma. Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan
sementara, lambung juga merupakan tempat mencerna makanan secara mekanis dan kimiawi.
Lambung
memiliki tiga bagian ,meliputi;
-Kardia,
awal yang berhubungan dengan kerongkongan.
-Fundus,
bagian tengah lambung yang membulat.
-Pilorus,
bagian ujung bawah lambung yang berhubungan dengan usus
12 jari serta iran alkali.
d.
Usus Halus :
Usus
halus terdiri dari 3 bagian mliputi :
a.
Usus dua belas jari (duodenum),
panjangnya sekitar 0,25 meter
b. Usus kosong (jejunum) panjangnya sekitar 7meter
c. Usus penyerapan
(ileum) panjangnya sekitar 1 meter
Lapisan
dalam dinding usus jejunum dan ileum mempunyai tonjolan-tonjolan halus yang di
sebut jonjot usus (vili) yang berfungsi memperluas bidang penyerapan sari
makanan.
Di
isidalam usus halus,kim bercampur dengan cairan empedu yang dihasilkan kantung
empedu, getah pankreas, dan getah usus halus.
e.
Usus besar (kolon)
Sisa
makanan yang tidak diserap oleh usus halus akan diteruskan ke usus besar.
Usus besar tidak memiliki vili sehinnga tadak terjadi
penyerapan sari makanan, tetapi terjadi penyerapan air sehingga feses menjadi
lebih padat. Pada kolon juga terjadi proses pembusukan sisa pencernaan oleh bakteri
Eschericha Coli.
f. Anus
Anus merupakan bagian akhir sistem pencernaan yang berfungsi
untuk lubang pengeluaran sisa pencernaan.
E.
Patofisiologi
Dasar semua diare adalah gangguan transportasi larutan
usus, perpindahan
air melalui membran usus berlangsung
secara pasif dan hal ini di temukan oleh larutan secara aktif maupun pasif,terutama
natrium, klorida, dan glukosa. Dimana peningkatan cairan intra luminal menyebabkan terangsangnya usus
secara mekanis karena meningkatnya volume,sehingga motolitas usus meningkat.
Sebaliknya bila waktu sentuh makanan dengan mukosa usus
sehingga penyerapan elektrolit, air, dan zat-zat lain terganggu.
Sehingga transport cairan dan elektrolit inrestinal tidak
normal (Ulshen,2000).
F.
Pengkajian
Nama Pasien : An. H
Umur :
5 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku :
Jawa
Agama :
Islam
Jam Masuk : O9.30
Tangggal masuk : 10 Juli 2014
Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2014
No.Ruangan :
Vip2
Alamat :
BJAP I
Diagnosa
medis : Diare Dehidrasi
G.
Riwayat
kesehatan pasien
Keluhan utama : BAB Cair
1.
Riwayat
penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan BAB encer ± 5 kali selama sehari, serta tidak
nafsu makan.
2.
Riwayat
penyakit sebelumnya
Ibu
Pasien mengatakan sebelumnya demam, sudah berobat
tapi belum ada perubahan.
3.
Riwayat
Keluarga
Keluarga
pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
H.
Pemeriksaan
Keadaan umum : Pasien dalam keadaan lemas
Suhu :
36,5 c
Nadi :
64 x/mnt
Berat
badan : 13 kg
Head toe-toe
Kepala :
Rambut tidak lurus, kasar
Mata :
Cekung
Hidung :
Bersih,
tidak ada secret
Telinga : Posisi sejajar kiri
dan kanan, tidak ada secret
Mulut :
Bersih, bibir normal
Abdomen : Abdomen bentuk soepel,
simetris, warna sama dengan kulit sekitar.
Kulit :
Turgor kulit pada perut kembali
lama
I.
Terapi
medik
Ø
Injeksi :
Inj. Ranitidine 15 mg/12jam(Mengurangi nyeri pada lambung)
: Inj.
Antrain 200 mg/12jam (Anti Nyeri)
Ø Oral :
Berlosid 3x setegah sendok 250 ml
: L-Bio 1x1 bungkus
J.
Data Fokus
DS
: Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering BAB encer ± 5 kali selama sehari, serta tidak nafsu makan.
DO
: Suhu : 36,5 c
Nadi : 64 x/mnt
Berat
Badan : 13 kg
Pasien
Nampak lemas
K.
Analisa Data
Analisa
Data
|
Etiologi
|
Masalah
Keoerawatan
|
DS : Ibu
pasien mengatakan bahwa pasien sering BAB encer ± 5 kali selama sehari, serta tidak
nafsu makan.
DO : Suhu : 36,5 c
Nadi : 64 x/mnt
Berat badan : 13 kg
|
BAB
Berlebihan
|
Gangguan
Pencernaan
|
DS : Ibu pasien
mengatakan hari ini BAB 2x sehari.
DO : Suhu
: 36 c
Nadi : 84 x/mnt
|
Kekurangan
Volume
Cairan
(Dehidrasi)
|
Lemas
|
·
Diagnosa keperawatan : Ketidak seimbangan nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
·
Pleaning :
a. Anjurkan untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan
b.
Lakukan Penkes PHBS
c. Anjurkan
banyak minum air putih
d. Mengatur pola makan
D.
Asuhan Keperawatan (ASKEP) di
Puskesmas Arut Selatan
Asuhan Keperawatan Hipertensi
A. Definisi
Hipertensi
dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. ( Smith Tom, 1995
) Menurut WHO, penyakit hipertensi
merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg
dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003
). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
B.
Penyebab
Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany
Gunawan, 2001 )
a. Hipertensi essensial ( hipertensi
primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan
oleh penyakit lain
Hiperrtensi
primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan
beberapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Factor tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa
seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi
jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
b. Ciri perseorangan
Cirri perseorangan yang mempengaruhi
timbulnya hipertensi adalah umur (
jika umur bertambah maka TD meningkat ), jenis kelamin
( laki-laki lebih tinggi dari
perempuan ) dan ras ( ras kulit
hitam lebih banyak dari kulit putih ).
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi ( melebihi
dari 30 gr ), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain
misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison,
epineprin )
C. Patofisiologi
Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu
dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (
Brunner & Suddarth, 2002 ).
D.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : (
Edward K Chung, 1995 ).
- Tidak ada gejala
Tidak ada
gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
- Gejala yang lazim
Sering
dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
E. Penatalaksanaan
Pengelolaan
hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi
kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1.
Terapi tanpa Obat
Terapi
tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi :
a. Diet
Diet yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
a).
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
b). Diet
rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
c).
Penurunan berat badan
d).
Penurunan asupan etanol
e). Menghentikan merokok
f). Diet
tinggi kalium
b. Latihan Fisik
Latihan
fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :
a). Macam
olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari,jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
b).
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87
% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Denyut nadi maksimal
dapat ditentukan dengan rumus 220 – umur
c).
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
d).
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi
Psikologis
Pemberian
edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
a). Tehnik Biofeedback
Biofeedback
adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang
secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.
Penerapan
biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
b). Tehnik relaksasi
Relaksasi
adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan
atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat
otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
d.
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan
pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2.
Terapi
dengan Obat
Tujuan
pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA,
1988 ) menyimpulkan bahwa obat
diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat
digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita
dan penyakit lain yang ada pada penderita .
Pengobatannya
meliputi :
1. Step 1 : Obat pilihan pertama :
1) Diuretika
2) Beta blocker
3) Ca antagonis
4) ACE inhibitor.
Step 2 : Alternatif
yang bisa diberikan :
1) Dosis obat pertama dinaikan
2) Diganti jenis lain dari obat pilihan
pertama
3) Ditambah obat ke –2 jenis lain,
dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker, clonidin,
reserphin, vasodilator.
Step 3 : Alternatif yang bisa
ditempuh :
1) Obat ke-2 diganti
2) Ditambah obat ke-3 jenis lain
Step 4 : alternatif pemberian obatnya
1)
Ditambah
obat ke-3 dan ke-4
2)
Re-evaluasi
dan konsultasi
3. Follow Up untuk
mempertahankan terapi.
Untuk
mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang
baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi
pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Setiap kali penderita periksa,
penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnya
b. Bicarakan
dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnya
c. Diskusikan dengan penderita bahwa
hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan
morbiditas dan mortilitas
d.
Yakinkan
penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas
dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan
mengukur memakai alat tensimeter
e.
Penderita
tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu
f.
Sedapat
mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita
g.
Ikutsertakan
keluarga penderita dalam proses terapi
h.
Pada
penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat
mengukur tekanan darahnya di rumah
i.
Buatlah
sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x
sehari
j.
Diskusikan
dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi
k.
Yakinkan
penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk
mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimal
l.
Usahakan
biaya terapi seminimal mungkin
m.
Untuk
penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering
n.
Hubungi
segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat
pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali
pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan
hipertensi.
F.
Pengkajian
Nama Pasien : Tn. S
Umur :
64 thn
Jenis Kelamin :
Laki Laki
Suku :
Dayak
Agama :
Islam
Pekerjaan :
Tidak
Bekerja
Pendidikan :
SMA
Jam masuk : 09.00
Tanggal masuk :
25
Agustus 2014
Tanggal
pengkajian : 25
Agustus 2014
Ruangan : Bp dewasa
Alamat : Mendawai
Diagnosa
medis : Hipertensi
G.
Riwayat
kesehatan pasien
Keluhan
utama : Pasien mengatakan tegang leher
a.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien
mengatakan kurang tidur, pusing, nyeri otot (+), dan nyeri sendi (+).
b.
Riwayat
penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan sebelumnya sudah minum
obat hipertensi tapi belum ada perubahan.
c.
Riwayat
Keluarga
Keluarga
pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama.
H.
Pemeriksaan
Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Nadi :
76 x/mnt
Respiration Rate : 18x/mnt
Suhu :
36 c
Berat badan : 63 kg
Tinggi Badan : 167 cm
Head toe-toe
Kepala :
Rambut lurus,
beruban
Mata :
Penglihatan
kurang
Hidung :
Bersih,
tidak ada secret
Telinga : Fungsi pendengaran
kurang baik
Mulut :
Bibir
pucat, mukosa bibir kering
Abdomen : Tidak ada benjolan.
Kulit :
Turgor kulit baik
I.
Terapi
medik
Ø Oral :
Amlodipin
5mg (0-0-1)
: Paracetamol 3x1
500mg
:
Diazepam 2mg (0-0-1)
J.
Data Fokus
DS
: Pasien mengatakan kurang tidur, pusing, tegang leher, nyeri otot (+), dan
nyeri sendi (+).
DO
: Tekanan Darah : 180/100 mmHg
Nadi :
76 x/mnt
Respiration
Rate : 18x/mnt
Suhu : 36 c
Berat
Badan : 13 kg
K. Analisa Data
Analisa
Data
|
Etiologi
|
Masalah Keperawatan
|
DS : Pasien mengatakan kurang tidur,
pusing, tegang leher, nyeri otot (+), dan nyeri sendi (+).
DO : TD :
180/100 mmHg
BB : 63 kg
Nadi : 76x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu : 36c
|
Peningkatan tekanan vaskuler serebral pada region sub
oksipital
|
Nyeri
akut :
sakit
kepala
|
·
Diagnosa
Keperawatan : Nyeri (akut): Sakit kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral pada region sub oksipital.
·
Pleaning
:
a.
Menganjurkan
untuk mengurangi makanan tinggi garam dan pengawet.
b.
Menganjurkan
untuk menjaga Berat Badan (Tidak Berlebihan).
c.
Menganjurkan
agar tidak merokok dan tidak minum alcohol.
d.
Menganjurkan
untuk istirahat yang cukup.
e.
Menganjurkan
olahraga secara teratur dan pola makan dijaga.
f.
Menganjurkan
pemeriksaan tekanan darah secara teratur.
BAB
V
A. Kesimpulan
Selama saya melaksanakan praktek kerja
industri (PRAKERIN), banyak pengalaman baru yang saya dapatkan dan belum pernah
didapatkan dilingkungan pendidikan. Dari pengalaman yang ditemui selama
praktek, saya bisa belajaar melakukan pekerjaan yang baik secara professional
dalam bidang yang saya geluti, yaitu keperawatan, menerima komentar dan saran
dari pembimbing lapangan untuk kebaikan saya dan teman-teman.
B. Saran
Saya melihat begitu banyaknya persaingan
dalam dunia medis, untuk itu saya menyarankan kepada pihak sekolah agar
menyiapkan tenaga terdidik terbaik yang dapat mempertanggung jawabkan
pekerjaannya yang diberikan padanya sehingga kesalahan diperkecil. Untuk para
guru pembimbing agar lebih memperhatikan kami praktek dilahan praktek,
setidaknya seminggu sekali melihat kegiatan kami dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Org . Wikipedia. Pengertian
puskesmas
Org . Wikipedia. Tugas
puskesmas
Depkes . 2001 . Fungsi puskesmas
Patofisiologi.wordpress.com/2010/12/04/DIARE
Growupclinic.com/2012/02/17/definisi-DIARE menurut WHO-2012
Doengoes, Marilynn E, Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
pasien, Jakarta ,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000
Gunawan, Lany. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi , Yogyakarta , Penerbit Kanisius, 2001
Sobel, Barry J, et all. Hipertensi
: Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi, Jakarta , Penerbit Hipokrates, 1999
Kodim Nasrin. Hipertensi : Yang
Besar Yang Diabaikan, @ tempointeraktif.com, 2003
Smith Tom. Tekanan darah Tinggi :
Mengapa terjadi, Bagaimana mengatasinya ?, Jakarta , Penerbit Arcan, 1995
Semple Peter. Tekanan Darah
Tinggi, Alih Bahasa : Meitasari Tjandrasa Jakarta , Penerbit Arcan, 1996
Brunner & Suddarth. Buku Ajar
: Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta ,
EGC, 2002
Chung, Edward.K. Penuntun Praktis
Penyakit Kardiovaskuler, Edisi III, diterjemahkan oleh Petrus Andryanto,
Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 1995
Marvyn, Leonard. Hipertensi :
Pengendalian lewat vitamin, gizi dan diet, Jakarta , Penerbit Arcan, 1995
Tucker, S.M, et all . Standar
Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, diagnosis dan evaluasi , Edisi V, Jakarta , Buku Kedokteran
EGC, 1998